Kemudian ibu hamil menyambut orangtuanya dengan hormat. Dia memberi Sungkeman atau ngabekti kepada orang tuanya.
Ini adalah salam hormat yang dilakukan dengan telapak tangan, ujung jari mengarah ke atas sementara kedua ibu jari menyentuh hidung. Orang tua duduk seperti raja dan ratu di kursi. Ibu hamil maju ke depan dan kemudian berlutut di lutut kanan ibunya (dan kemudian ayahnya). Hidungnya menyentuh lutut kanan sedikit. Kedua telapak tangan ada di lutut. Sementara dia melakukan ini, dia berkata:
"Saya menyambut anda, saya mohon maaf atas kesalahan saya dan saya meminta anda untuk memberkati saya."
Ibu hamil itu berpakaian dengan kain batik dari ibu yang dituakan. Ada enam jenis pola batik dan satu pola lurik: semua pola memberi makna tersendiri kepada keluarga dan bayi, seperti:
Ksatrian: pemburu yang bertanggung jawab.
Wahyu Tumurun: Wahyu surgawi hidup dalam posisi terhormat.
Sidomukti: untuk hidup sejahtera.
Setiap selesai Siraman, dia mengganti kain batiknya dan memakai pola yang berbeda.
Kain ketujuh dan terakhir adalah kain lurik (kain tenun tradisional) dengan motif Lasem.
Lurik Lasem menggambarkan kombinasi dua kekasih untuk waktu yang lama (lurik adalah bahan yang sederhana, namun kuat).
Begitulah juga kehidupan keluarga.
Java, the heart of the Indonesian Republic. An Orientation to the Culture and Traditions of Java.